Sabtu, 14 Desember 2013

Be Fool Because of You (One Shoot)

Diposting oleh Unknown di 17.30
Main Cast :
• Choi Minho
• Jung Yulin
note : Untuk Baca Selengkapnya klik pada judul
******
“ hah!! Jam pelajaran ke lima sepertinya akan segera di mulai ah, sudahlah bolos saja”, ujarku sambil melihat jam tanganku. Entah mengapa hari ini aku merasa sangat bosan. Yang kulakukan saat ini hanya bermain air dengan kakiku, sambil menggigit ice cream cokelatku yang ku beli tadi saat istirahat.
Oppa-Oppa ku yang sangat ku sayangi satu persatu meninggalkan ku sendiri. 2 Tahun lalu kedua Oppa ku Yoochun Oppa dan Junsu Oppa pergi ke Jepang untuk belajar seni bernyanyi dan dance dan kemarin Changmin Oppa pergi ke Jerman karena mendapat Beasiswa belajar bernyanyi di sana. Dan orang itu….
“seandainya dia ada di sini… huuuhhh…..”, gumamku pelan, kemudian menghebuskan nafas suntukku dan kembali bermain air.



“YA! Jangan menghela nafas seperti itu Jung Yulin-ah!”, suara ini…. suara yang amat ku kenal dan yang sekarang ini ku harapkan ada di sebelahku. Tiba-tiba, tanganku langsung di tarik oleh si pemilik suara itu dan di paksa menaiki sepeda yang di kendarainya.
“akan ku ajak naik sepeda cintaku”, ujarnya sambil tertawa dan mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga sehingga sepeda itu melaju dangan kencang dan lebih kencang lagi saat menuruni sebuah tanjakan yang di bawahnya terdapat sebuah danau yang sangat besar.
”KYYYYYYYAAAAAAA!!!!!!!!!!!”
“Splash Mountain!!” teriaknya girang, sesaat sebelum kami tercebur ke dalam danau.
“Omo!!! Hidungku kemasukan air”, ucapku saat keluar dari dalam danau sambil memegang hidungku.
“asyik kan?” tanyanya kemudian memelukku erat.
“apanya yang asyik? Apanya yang sepeda cinta? Apanya yang Splash Mountain? Kenapa Oppa ada di sini? NO PABOYA!”, teriakku dalam pelukannya karena kaget. Aku nggak tahu harus ngomong apa. Akhirnya ku lepaskan pelukannya.
“Aku pulang Yulin-ah! 3 tahun tak ketemu”, ucapnya sambil meyunggingkan sebuah senyum . ukh…. Choi Minho, teman kecilku yang usianya 4 tahun di atasku. Orang yang selalu ku sukai. 3 tahun lalu, si bodoh yang pergi kuliah ke Amerika, si bodoh yang berteriak “ aku akan jadi keren saat pulang nanti”,tapi tidak pernah pulang. Si super bodoh. *di gorok Shawol*
Entah kenapa aku bisa kenal dengan orang sebodoh ini. Aku akrab dengannya pun karena Appa ku Jung Yunho dan Appa nya Lee Donghae adalah teman akrab. Walapun sifat kami berbeda, kami cepat sekali akrab dan berteman baik. Aku yang dari dulu di besarkan di antara kakak laki-laki memiliki sifat tomboy, bahkan Amma ku sendiri hampir gila karena merasa sendiri seorang wanita di dalam rumah dan aku pun tidak mempunyai bakat memasak seperti Amma. Sedangkan Minho, ia di besarkan layaknya seperti anak perempuan. Mungkin karena dari dulu Appa dan Ammanya menginginkan seorang anak perempuan dan ia pandai sekali memasak. Tak heran jika ia tumbuh menjadi orang yang lembut dan memiliki wajah yang manis tapi sedikit jahil. (mungkin factor gen kali ya? Appa dan Ammanya kan raja Jahil. *Peace*)
“sudah lama ya….. kamu senangkan bertemu dengan ku?”, tanyanya polos.
“nggak!!”, jawabku asal sambil memeluk lututku karena kedinginan.
“padahal aku senang sekali.”, ujarnya lagi padaku.
“jangan samakan perasaanku dengan orang bodoh seperti mu Oppa!”, jawabku sedikit ketus dan memasang muka cemberut untuk menyembunyikan perasaan senang ku.. Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak sambil berguling-guling di atas rumput. Kenapa aku bisa suka sama si bodoh ini?
“hahahahhaa…. Syukurlah kau bisa senang! Habisnya tadi kau terlihat begitu bosan”, ujarnya padaku kemudian sebuah tatapan hangat yang membuat wajahku panas seketika. Benar dari dulu …….. saat aku sedang merasa bosan dia langsung menyadarinya.
“Waeyo??” Jawabku ketus lagi, untuk menyembunyikan wajahku yang memerah.
“ngomong-ngomong da… dari mana asal sepeda aneh itu?”, tanyaku sambil menunjuk ke rah sepeda yang tadi di peduhi balon dan berwarna norak.
“mau tahu?” ujarnya sambil mengembangkan senyuman yang sumringah dengan mata yang berbinar-binar. ToT lll
“nggak jadi deh, kayaknya aku bakalan dapat jawaban bodoh”, ucapku lemas.
“NOOOO!!!!” teriaknya “bukannya orang bodoh tidak boleh membodohi orang bodoh?” lanjutnya kali ini dengan mengembungkan kedua pipinya. (aigoo… pasti Minho Oppa Keyopta bgtzzz >.<)
“ehehehheheheheheh….. kau ini pabo sekali yaa??”, ucap ku sambil tetawa dan ia juga tersenyum lembut.
“Yeiii! Akhirnya kau tertawa”, teriaknya puas.
“si…siapa?”, ucapku malu wajahku memanas kembali. Apa aku bilang saja ya kalau aku suka sama dia? Tapi……
“hah….. sebenarnya aku pulang ke sini hanya untuk menjenguk amma ku yang sedang sakit. Kau sudah dengar dari Amma Jaejoong kan? kalau Amma ku, amma Hyuk sedang sakit? Aku di sini Seminggu pula…” ucapnya sedikit mendengus.
Aku kemudian mengangguk lemas. Mwo? Secepat itu ia harus kembali? Kenapa bilangnya pula? Haruskan hanya? Dasar pabo!
“karena nggak ada waktu main, aku langsung menemuimu”, ujarnya senang.
Huh… aku benar-benar kesal! Lagi-lagi wajahku yang tidak bisa di ajak kompromi mulai memerah. Hanya kata yang biasa saja sudah membuatku sangat senang. Besok…. Apakah aku bisa menyatakan perasaanku?

------------------------------------------------------

Esok harinya, saat aku pergi ke rumahnya aku tidak menemui Minho Oppa di sana. Ammanya mengatakan ia sudah berangkat pagi-pagi sekali entah ke mana. Padahal aku berencana bolos agar bisa bersama-sama. Apa dia main ke tempat lain? Dia selalu begitu saat sudah sadar ia sudah tertawa di tempat lain. Akhirnya aku memutuskan untuk menyelinap kembali ke dalam sekolah. Syukurlah jam pelajaran ke tiga sudah selesai, jadi kesempatan ini bisa ku gunakan untuk masuk ke kelas.
“YULIN-AH!!!!!!”, teriak Minho Oppa tiba-tiba dari belakangku.
“KYAAA!!! Oppa!!!”, teriakku laget. Saat ku balikan badanku Minho Oppa sudah berdiri di belakangku. Dan menyapaku dengan 2 jari berbentuk huruf V tanda peace dengan menggunakan celemek berwarna pink.
“kenapa Oppa bisa ada di sekolahku?”, tanyaku heran
“bukankan sudah ku bilang, ibuku sedang sakit jadi aku menggantikannya menjaga toko di kantin sekolah ini pabo!”.
“pabo? Aku nggak mau di bilang pabo oleh Oppa! Lagi pula, apa-apaan celemek itu? Sebenanya apa yang Oppa lakukan di depan kelas ku sampai bolos kerja segala?”, omelku padanya.
“eh… itu, habisnya tadi ku lihat kau berjalan dengan suntuk sih! Jadi aku membawakan kamu roti”, ujarnya kemudian menunjukan Roti yang penuh di saku celemeknya.
“kau belum makan kan? Kau boleh makan ini”, ucapnya lagi kemudian mengelus-elus kepala ku, seolah aku adalah kucing yang membutuhkan makanan dan kasih sayang dari seorang majikan. (Ciehhh Oppa, masa kepala Lindha Onn di elus kyk kucing sihh)
Pabo! Aku sampai telat dan gak sempat sarapan gara-gara mencarimu. Aku ingin sekali bicara seperti itu, tapi…….
“ gawat! Aku menelantarkan toko!”, tiba-tiba dia langsung pergi begitu saja dan membiarkanku sendiri. Bodoh! Aku sudah salah besar merasa senang seperti ini saat kepalaku di elus olehnya.
“aku suka dia”, gumamku pelan sambil menggigit roti pemberiannya tadi.
“mwo? apakah Rotinya seenak itu?”, lagi-lagi Minho Oppa mengejutkanku dari belakang dan kali ini jantungku hampir copot. Apakah dia mendengar apa yang ku bicarakan? Semoga tidak!
“Op..Oppa!”, jawabku kaget.
“ Yulin-ah! Nanti malam datang ke bukit ya?!” ajaknya tiba-tiba.
“benarkah? apakah ini ajakan kencan?”, Tanya ku, padahal hati dan telingaku meragukan apa yang baru saja ku dengar.
“Benar!! Harus datang ya!”, ucapnya lagi. DEG!!!! Dia bilang itu adalah ajakan kencan? He….he….he… sudah pasti aku akan datang. Dari kemarin aku selalu bersama Oppa, sejak ia pulang ke Korea. Aku sangat senang!


Malam ini kami bermain kembang api yang di bawakan Minho Oppa. Sambil berlari memegang kembang api, Minho Oppa berteriak “ Yulin-ah! Kau suka kembang api?”, aku hanya mengangguk sambil melihat tingkah bodohnya.
“apakah kedatangan mu ini tidak terlalu cepat?”, ucapku pada saat kami duduk bersama.
“ng…. habisnya, musim panas tahun ini aku tidak bisa pulang”, balasnya.
“begitu ya”, jawab ku dengan tidak bersemangat. Sepertinya Minho Oppa menyadari apa yang ku rasakan saat ini. Ia langsung mengambil 20 batang kembang api dan membakarnya secara bersamaan sehingga menghasilakan percikan api yang sangat besar.
“NO PABOYA CHOI MINHO OPPA!!!”, teriakku. Untung saja ia segera melepas kembang api itu. Aku panik.
“bagaimana ini? Kembang apinya sudah habis”.
“Ya! Yulin-ah! Kok kamu nggak mengkuatirkan keaadaan ku!”, teriak Minho sambil merangkak layaknya seseorang yang tengah sekarat akibat insiden kembang api. (Minho Oppa Lebay Dech! T.T)
“sembuhkan dulu penyakit bodohmu itu dulu Oppa!”, teriakku padanya. Saat ku lihat ke arahnya, ia tersenyum lembut sekali. Akh….. senyuman yang tadi itu….,
Walaupun dia menutupinya dengan bertindak bodoh, tapi itu semua demi aku. Minho Oppa baik sekali padaku. Choi Minho seperti itulah yang sangat ku suka. Lagi-lagi wajahku menjadi panas air mataku membendung seketika.
“kau harus pulang saat musim panas”, ujar ku tanpa sadar sambil menarik bajunya saat kami akan pulang. Wajahnya tampak cukup kaget dengan apa yang baru saja aku katakan. Aku benar-benar bodoh, bukankah tadi ia bilang tidak bisa pulang musim panas ini. Apa yang ku katakan?
“musim panas aku tidak bisa pulang. Tapi, aku nggak akan mein kembang api lagi sampai melakukannya lagi dengan mu. Pasti!”, ujar Minho Oppa sambil membelakangi ku.
Oppa, Saranghaeyo….. jerit ku dalam hati. Seolah dapat membaca isi hatiku, Minho Oppa berbalik dan melangkah ke arah ku. Ia membetulkan rambut yang menutupi mataku, kemudian meyentuh pipiku lembut dan mendekatkan bibirnya dengan bibirku.

“RING DING DONG……RING DING DONG……”

Suara handphone Minho Oppa berbunyi dan mengejutkan kami. ia segera mengangkat telponnya. Omo!!! tadi itu apa? Tadi apa yang terjadi? Kami hampir saja berciuman! .
Setelah selesai bercakap dengan orang yang menelponnya, ia langsung mengajakku pulang dan selama di perjalanan pulang kami tidak berbicara apapun. Minho Oppa hanya berjalan sambil bersiul seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

---------------------------------------------------------------

“mwo? Minho Oppa sudah pulang?”, ucapku kaget saat mendengar apa yang baru saja di ucapkan Amma Jaejoong pada ku.
“amma! Jangan bohong!”, lanjutku.
“amma nggak bohong kok, amma dengar dari orangnya sendiri. Katanya ia tiba-tiba di panggil ke Los Angels”, jawab Amma menjelaskan.
Kenapa? Bukankah dia bilang akan di sini seminggu? Padahal aku baru mau menyatakan perasaanku padanya. Apa tidak bisa bertemu lagi? Andweee, aku tidak mau! Aku ingin bertemu!
“ini katanya untukmu”, ucap Amma sambil menyodorkan seikat kembang api dan selembar kertas yang bertuliskan “nanti kita main lagi ya! Minho”. Setelah membacanya, aku teringat ucapannya kalau ia tidak akan main kembang api sampai melakukannya denganku.
“lagi itu kapan? Sampai nanti itu kapan?”, ucapku menahan tangis. Walaupun kembang apinya ada, kalau Oppa tidak ada itu tak akan ada artinya. Tanpa ku sadari, kakiku membawaku berlari dan menghentikan taksi lalu pergi ke airpot untuk mencarinya. Ternyata usahaku sia-sia saja. Aku tak menemukannya.
Pabo! Aku memang bodoh seharusnya aku tidak menunggu sampai besok . karena takut aku selalu mengulur ulur waktunya. Aku lari dari ungkapan sukaku. Selama ini aku tidak punya keberanian!
Akhirnya ku putuskan untuk pulang ke rumah dengan tangan hampa.
“ya! Yulin-ah! Kau ke mana saja?”, Ujar Amma khuatir saat aku memasuki rumah.
“aku..aku…baru saja dari airpot. Aku ingin bertemu dengan Minho Oppa”, ucapku lemas.
“Mwo!? Kau bicara apa? Minho sudah kembali, ia tidak jadi pergi hari ini. Setelah kamu pergi, di masuk dengan teburu-buru dan mencarimu. Tadi dia…..”, sebelum Amma menyelesaikan pembicaraannya, aku langsung berlari keluar. Saat pintu ku buka, Minho Oppa sudah berada di luar.
“Yulin-ah!”, ucapnya kemudian merangkulku ke dalam pelukannya yang hangat dan aku menagis di dalam pelukannya.
“mianhe….Yulin-ah. Tadinya aku tidak bermaksud seperti ini. Bisa bermain dengan mu saja sudah membuatku sangat senang. Aku ingin kau tetap tersenyum”, ucap Minho Oppa yang membuat airmataku kembali mengalir deras.
“Oppa! Saranghae.”, ucapku padanya yang membuatnya kaget dan melepaskan pelukannya dan menatap ke arahku.
“kau cinta pada ku?”, Tanya Minho Oppa. Aku mengangguk malu.
“tapi Oppa itu bodoh sekali”, ucapku lagi. DOENG……(ToTllll, ekspresi.a Minho )
“tapi, sekarang aku sudah menjadi keren kan?”, ucapnya sambil menyengir.
“sama saja”, jawabku. (>o<)

The End*

0 komentar:

Posting Komentar

 

Always Giving The Best Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting