Main Cast :
• Choi Minho
• Jung Yulin
note : Untuk Baca Selengkapnya klik pada judul
******
“ hah!!
Jam pelajaran ke lima sepertinya akan segera di mulai ah, sudahlah bolos
saja”, ujarku sambil melihat jam tanganku. Entah mengapa hari ini aku
merasa sangat bosan. Yang kulakukan saat ini hanya bermain air dengan
kakiku, sambil menggigit ice cream cokelatku yang ku beli tadi saat
istirahat.
Oppa-Oppa ku yang sangat ku sayangi satu persatu
meninggalkan ku sendiri. 2 Tahun lalu kedua Oppa ku Yoochun Oppa dan
Junsu Oppa pergi ke Jepang untuk belajar seni bernyanyi dan dance dan
kemarin Changmin Oppa pergi ke Jerman karena mendapat Beasiswa belajar
bernyanyi di sana. Dan orang itu….
“seandainya dia ada di sini… huuuhhh…..”, gumamku pelan, kemudian menghebuskan nafas suntukku dan kembali bermain air.
“YA!
Jangan menghela nafas seperti itu Jung Yulin-ah!”, suara ini…. suara
yang amat ku kenal dan yang sekarang ini ku harapkan ada di sebelahku.
Tiba-tiba, tanganku langsung di tarik oleh si pemilik suara itu dan di
paksa menaiki sepeda yang di kendarainya.
“akan ku ajak naik sepeda
cintaku”, ujarnya sambil tertawa dan mengayuh sepedanya dengan sekuat
tenaga sehingga sepeda itu melaju dangan kencang dan lebih kencang lagi
saat menuruni sebuah tanjakan yang di bawahnya terdapat sebuah danau
yang sangat besar.
”KYYYYYYYAAAAAAA!!!!!!!!!!!”
“Splash Mountain!!” teriaknya girang, sesaat sebelum kami tercebur ke dalam danau.
“Omo!!! Hidungku kemasukan air”, ucapku saat keluar dari dalam danau sambil memegang hidungku.
“asyik kan?” tanyanya kemudian memelukku erat.
“apanya
yang asyik? Apanya yang sepeda cinta? Apanya yang Splash Mountain?
Kenapa Oppa ada di sini? NO PABOYA!”, teriakku dalam pelukannya karena
kaget. Aku nggak tahu harus ngomong apa. Akhirnya ku lepaskan
pelukannya.
“Aku pulang Yulin-ah! 3 tahun tak ketemu”, ucapnya sambil
meyunggingkan sebuah senyum . ukh…. Choi Minho, teman kecilku yang
usianya 4 tahun di atasku. Orang yang selalu ku sukai. 3 tahun lalu, si
bodoh yang pergi kuliah ke Amerika, si bodoh yang berteriak “ aku akan
jadi keren saat pulang nanti”,tapi tidak pernah pulang. Si super bodoh.
*di gorok Shawol*
Entah kenapa aku bisa kenal dengan orang sebodoh
ini. Aku akrab dengannya pun karena Appa ku Jung Yunho dan Appa nya Lee
Donghae adalah teman akrab. Walapun sifat kami berbeda, kami cepat
sekali akrab dan berteman baik. Aku yang dari dulu di besarkan di antara
kakak laki-laki memiliki sifat tomboy, bahkan Amma ku sendiri hampir
gila karena merasa sendiri seorang wanita di dalam rumah dan aku pun
tidak mempunyai bakat memasak seperti Amma. Sedangkan Minho, ia di
besarkan layaknya seperti anak perempuan. Mungkin karena dari dulu Appa
dan Ammanya menginginkan seorang anak perempuan dan ia pandai sekali
memasak. Tak heran jika ia tumbuh menjadi orang yang lembut dan memiliki
wajah yang manis tapi sedikit jahil. (mungkin factor gen kali ya? Appa
dan Ammanya kan raja Jahil. *Peace*)
“sudah lama ya….. kamu senangkan bertemu dengan ku?”, tanyanya polos.
“nggak!!”, jawabku asal sambil memeluk lututku karena kedinginan.
“padahal aku senang sekali.”, ujarnya lagi padaku.
“jangan
samakan perasaanku dengan orang bodoh seperti mu Oppa!”, jawabku
sedikit ketus dan memasang muka cemberut untuk menyembunyikan perasaan
senang ku.. Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak sambil berguling-guling
di atas rumput. Kenapa aku bisa suka sama si bodoh ini?
“hahahahhaa….
Syukurlah kau bisa senang! Habisnya tadi kau terlihat begitu bosan”,
ujarnya padaku kemudian sebuah tatapan hangat yang membuat wajahku panas
seketika. Benar dari dulu …….. saat aku sedang merasa bosan dia
langsung menyadarinya.
“Waeyo??” Jawabku ketus lagi, untuk menyembunyikan wajahku yang memerah.
“ngomong-ngomong
da… dari mana asal sepeda aneh itu?”, tanyaku sambil menunjuk ke rah
sepeda yang tadi di peduhi balon dan berwarna norak.
“mau tahu?” ujarnya sambil mengembangkan senyuman yang sumringah dengan mata yang berbinar-binar. ToT lll
“nggak jadi deh, kayaknya aku bakalan dapat jawaban bodoh”, ucapku lemas.
“NOOOO!!!!”
teriaknya “bukannya orang bodoh tidak boleh membodohi orang bodoh?”
lanjutnya kali ini dengan mengembungkan kedua pipinya. (aigoo… pasti
Minho Oppa Keyopta bgtzzz >.<)
“ehehehheheheheheh….. kau ini pabo sekali yaa??”, ucap ku sambil tetawa dan ia juga tersenyum lembut.
“Yeiii! Akhirnya kau tertawa”, teriaknya puas.
“si…siapa?”, ucapku malu wajahku memanas kembali. Apa aku bilang saja ya kalau aku suka sama dia? Tapi……
“hah…..
sebenarnya aku pulang ke sini hanya untuk menjenguk amma ku yang sedang
sakit. Kau sudah dengar dari Amma Jaejoong kan? kalau Amma ku, amma
Hyuk sedang sakit? Aku di sini Seminggu pula…” ucapnya sedikit
mendengus.
Aku kemudian mengangguk lemas. Mwo? Secepat itu ia harus kembali? Kenapa bilangnya pula? Haruskan hanya? Dasar pabo!
“karena nggak ada waktu main, aku langsung menemuimu”, ujarnya senang.
Huh…
aku benar-benar kesal! Lagi-lagi wajahku yang tidak bisa di ajak
kompromi mulai memerah. Hanya kata yang biasa saja sudah membuatku
sangat senang. Besok…. Apakah aku bisa menyatakan perasaanku?
------------------------------------------------------
Esok
harinya, saat aku pergi ke rumahnya aku tidak menemui Minho Oppa di
sana. Ammanya mengatakan ia sudah berangkat pagi-pagi sekali entah ke
mana. Padahal aku berencana bolos agar bisa bersama-sama. Apa dia main
ke tempat lain? Dia selalu begitu saat sudah sadar ia sudah tertawa di
tempat lain. Akhirnya aku memutuskan untuk menyelinap kembali ke dalam
sekolah. Syukurlah jam pelajaran ke tiga sudah selesai, jadi kesempatan
ini bisa ku gunakan untuk masuk ke kelas.
“YULIN-AH!!!!!!”, teriak Minho Oppa tiba-tiba dari belakangku.
“KYAAA!!!
Oppa!!!”, teriakku laget. Saat ku balikan badanku Minho Oppa sudah
berdiri di belakangku. Dan menyapaku dengan 2 jari berbentuk huruf V
tanda peace dengan menggunakan celemek berwarna pink.
“kenapa Oppa bisa ada di sekolahku?”, tanyaku heran
“bukankan sudah ku bilang, ibuku sedang sakit jadi aku menggantikannya menjaga toko di kantin sekolah ini pabo!”.
“pabo?
Aku nggak mau di bilang pabo oleh Oppa! Lagi pula, apa-apaan celemek
itu? Sebenanya apa yang Oppa lakukan di depan kelas ku sampai bolos
kerja segala?”, omelku padanya.
“eh… itu, habisnya tadi ku lihat kau
berjalan dengan suntuk sih! Jadi aku membawakan kamu roti”, ujarnya
kemudian menunjukan Roti yang penuh di saku celemeknya.
“kau belum
makan kan? Kau boleh makan ini”, ucapnya lagi kemudian mengelus-elus
kepala ku, seolah aku adalah kucing yang membutuhkan makanan dan kasih
sayang dari seorang majikan. (Ciehhh Oppa, masa kepala Lindha Onn di
elus kyk kucing sihh)
Pabo! Aku sampai telat dan gak sempat sarapan gara-gara mencarimu. Aku ingin sekali bicara seperti itu, tapi…….
“
gawat! Aku menelantarkan toko!”, tiba-tiba dia langsung pergi begitu
saja dan membiarkanku sendiri. Bodoh! Aku sudah salah besar merasa
senang seperti ini saat kepalaku di elus olehnya.
“aku suka dia”, gumamku pelan sambil menggigit roti pemberiannya tadi.
“mwo?
apakah Rotinya seenak itu?”, lagi-lagi Minho Oppa mengejutkanku dari
belakang dan kali ini jantungku hampir copot. Apakah dia mendengar apa
yang ku bicarakan? Semoga tidak!
“Op..Oppa!”, jawabku kaget.
“ Yulin-ah! Nanti malam datang ke bukit ya?!” ajaknya tiba-tiba.
“benarkah? apakah ini ajakan kencan?”, Tanya ku, padahal hati dan telingaku meragukan apa yang baru saja ku dengar.
“Benar!!
Harus datang ya!”, ucapnya lagi. DEG!!!! Dia bilang itu adalah ajakan
kencan? He….he….he… sudah pasti aku akan datang. Dari kemarin aku selalu
bersama Oppa, sejak ia pulang ke Korea. Aku sangat senang!
Malam
ini kami bermain kembang api yang di bawakan Minho Oppa. Sambil berlari
memegang kembang api, Minho Oppa berteriak “ Yulin-ah! Kau suka
kembang api?”, aku hanya mengangguk sambil melihat tingkah bodohnya.
“apakah kedatangan mu ini tidak terlalu cepat?”, ucapku pada saat kami duduk bersama.
“ng…. habisnya, musim panas tahun ini aku tidak bisa pulang”, balasnya.
“begitu
ya”, jawab ku dengan tidak bersemangat. Sepertinya Minho Oppa menyadari
apa yang ku rasakan saat ini. Ia langsung mengambil 20 batang kembang
api dan membakarnya secara bersamaan sehingga menghasilakan percikan api
yang sangat besar.
“NO PABOYA CHOI MINHO OPPA!!!”, teriakku. Untung saja ia segera melepas kembang api itu. Aku panik.
“bagaimana ini? Kembang apinya sudah habis”.
“Ya!
Yulin-ah! Kok kamu nggak mengkuatirkan keaadaan ku!”, teriak Minho
sambil merangkak layaknya seseorang yang tengah sekarat akibat insiden
kembang api. (Minho Oppa Lebay Dech! T.T)
“sembuhkan dulu penyakit
bodohmu itu dulu Oppa!”, teriakku padanya. Saat ku lihat ke arahnya, ia
tersenyum lembut sekali. Akh….. senyuman yang tadi itu….,
Walaupun
dia menutupinya dengan bertindak bodoh, tapi itu semua demi aku. Minho
Oppa baik sekali padaku. Choi Minho seperti itulah yang sangat ku suka.
Lagi-lagi wajahku menjadi panas air mataku membendung seketika.
“kau
harus pulang saat musim panas”, ujar ku tanpa sadar sambil menarik
bajunya saat kami akan pulang. Wajahnya tampak cukup kaget dengan apa
yang baru saja aku katakan. Aku benar-benar bodoh, bukankah tadi ia
bilang tidak bisa pulang musim panas ini. Apa yang ku katakan?
“musim
panas aku tidak bisa pulang. Tapi, aku nggak akan mein kembang api lagi
sampai melakukannya lagi dengan mu. Pasti!”, ujar Minho Oppa sambil
membelakangi ku.
Oppa, Saranghaeyo….. jerit ku dalam hati. Seolah
dapat membaca isi hatiku, Minho Oppa berbalik dan melangkah ke arah ku.
Ia membetulkan rambut yang menutupi mataku, kemudian meyentuh pipiku
lembut dan mendekatkan bibirnya dengan bibirku.
“RING DING DONG……RING DING DONG……”
Suara
handphone Minho Oppa berbunyi dan mengejutkan kami. ia segera
mengangkat telponnya. Omo!!! tadi itu apa? Tadi apa yang terjadi? Kami
hampir saja berciuman! .
Setelah selesai bercakap dengan orang yang
menelponnya, ia langsung mengajakku pulang dan selama di perjalanan
pulang kami tidak berbicara apapun. Minho Oppa hanya berjalan sambil
bersiul seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
---------------------------------------------------------------
“mwo? Minho Oppa sudah pulang?”, ucapku kaget saat mendengar apa yang baru saja di ucapkan Amma Jaejoong pada ku.
“amma! Jangan bohong!”, lanjutku.
“amma
nggak bohong kok, amma dengar dari orangnya sendiri. Katanya ia
tiba-tiba di panggil ke Los Angels”, jawab Amma menjelaskan.
Kenapa?
Bukankah dia bilang akan di sini seminggu? Padahal aku baru mau
menyatakan perasaanku padanya. Apa tidak bisa bertemu lagi? Andweee, aku
tidak mau! Aku ingin bertemu!
“ini katanya untukmu”, ucap Amma
sambil menyodorkan seikat kembang api dan selembar kertas yang
bertuliskan “nanti kita main lagi ya! Minho”. Setelah membacanya, aku
teringat ucapannya kalau ia tidak akan main kembang api sampai
melakukannya denganku.
“lagi itu kapan? Sampai nanti itu kapan?”,
ucapku menahan tangis. Walaupun kembang apinya ada, kalau Oppa tidak ada
itu tak akan ada artinya. Tanpa ku sadari, kakiku membawaku berlari dan
menghentikan taksi lalu pergi ke airpot untuk mencarinya. Ternyata
usahaku sia-sia saja. Aku tak menemukannya.
Pabo! Aku memang bodoh
seharusnya aku tidak menunggu sampai besok . karena takut aku selalu
mengulur ulur waktunya. Aku lari dari ungkapan sukaku. Selama ini aku
tidak punya keberanian!
Akhirnya ku putuskan untuk pulang ke rumah dengan tangan hampa.
“ya! Yulin-ah! Kau ke mana saja?”, Ujar Amma khuatir saat aku memasuki rumah.
“aku..aku…baru saja dari airpot. Aku ingin bertemu dengan Minho Oppa”, ucapku lemas.
“Mwo!?
Kau bicara apa? Minho sudah kembali, ia tidak jadi pergi hari ini.
Setelah kamu pergi, di masuk dengan teburu-buru dan mencarimu. Tadi
dia…..”, sebelum Amma menyelesaikan pembicaraannya, aku langsung berlari
keluar. Saat pintu ku buka, Minho Oppa sudah berada di luar.
“Yulin-ah!”, ucapnya kemudian merangkulku ke dalam pelukannya yang hangat dan aku menagis di dalam pelukannya.
“mianhe….Yulin-ah.
Tadinya aku tidak bermaksud seperti ini. Bisa bermain dengan mu saja
sudah membuatku sangat senang. Aku ingin kau tetap tersenyum”, ucap
Minho Oppa yang membuat airmataku kembali mengalir deras.
“Oppa! Saranghae.”, ucapku padanya yang membuatnya kaget dan melepaskan pelukannya dan menatap ke arahku.
“kau cinta pada ku?”, Tanya Minho Oppa. Aku mengangguk malu.
“tapi Oppa itu bodoh sekali”, ucapku lagi. DOENG……(ToTllll, ekspresi.a Minho )
“tapi, sekarang aku sudah menjadi keren kan?”, ucapnya sambil menyengir.
“sama saja”, jawabku. (>o<)
The End*
Produksi Listrik dari Grafena dan Air Garam
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar